PADANG RAYA NEWS - Sumatera Barat adalah salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kerentanan tinggi terhadap bencana alam. Provinsi ini memiliki topografi yang bervariasi, mulai dari pegunungan, dataran rendah, hingga pesisir pantai. Gunung Merapi, salah satu gunung berapi yang aktif di Indonesia, terletak di Manunggal, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, aktivitas vulkanik dari gunung ini sering kali memicu terjadinya banjir lahar, terutama saat hujan deras mengguyur daerah tersebut.
Sejarah bencana di Sumatera Barat cukup panjang. Selain aktivitas vulkanik, gempa bumi besar juga sering terjadi di wilayah ini. Beberapa kejadian bencana besar yang pernah terjadi antara lain gempa bumi Padang tahun 2009 dan letusan Gunung Merapi tahun-tahun sebelumnya yang menyebabkan banjir lahar. Pengalaman panjang ini seharusnya membuat masyarakat dan pemerintah lebih waspada, namun tantangan alam yang berat sering kali sulit dihadapi.
Banjir bandang dan lahar yang melanda Sumatera Barat baru-baru ini adalah tragedi yang menghancurkan. Dengan korban jiwa yang mencapai puluhan orang dan banyaknya orang yang masih dilaporkan hilang, bencana ini menjadi sorotan besar. Tim penolong dari berbagai lembaga masih terus bekerja keras dalam mencari dan menyelamatkan korban.
Baca Juga: SMAN 1 Solok Selatan Pemenang Lomba Karya Tulis Ilmiah Minangkabau Halal Festival 2024
Banjir bandang dan tanah longsor melanda sejumlah wilayah Sumatera Barat pada Sabtu, 11 Mei 2024 dan Minggu 12 Mei 2024. Bencana ini dipicu oleh hujan lebat dan meluapnya aliran sungai yang sebagian besar berhulu di Gunung Marapi. Penyebab utama dari banjir bandang dan lahar di Sumatera Barat adalah kombinasi dari faktor alam dan aktivitas manusia. Beberapa penyebab utama yaitu, curah hujan yang tinggi dalam waktu singkat menyebabkan sungai meluap dan mengakibatkan banjir bandang.
Wilayah Terdampak Bencana
Kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, terdapat lima kabupaten/kota di Sumatera Barat yang terdampak banjir lahar, yakni Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang. Hujan deras ini juga memicu aliran lahar dari gunung berapi yang aktif, Gunung Merapi di Sumatera Barat adalah salah satu yang aktif. Ketika hujan deras turun, material vulkanik seperti abu dan batuan yang ada di lereng gunung akan terbawa air, menyebabkan banjir lahar, aktivitas penebangan hutan yang tidak terkontrol mengurangi daya serap air oleh tanah, hutan yang berfungsi sebagai penahan air berkurang, sehingga air hujan dengan mudah mengalir ke daerah yang lebih rendah, menyebabkan banjir, perubahan iklim global telah meningkatkan frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem.
Baca Juga: ASN Hingga Pensiun Tersenyum, Gaji ke 13 Mulai Dicairkan
Hujan lebat yang terjadi dalam waktu singkat menjadi lebih umum, meningkatkan risiko banjir bandang dan lahar, infrastruktur seperti bendungan, kanal, dan sistem drainase yang memadai sangat penting untuk mengendalikan aliran air. Banyak daerah di Sumatera Barat, infrastruktur ini masih kurang. Selain itu, banyak orang yang mengalami cedera serius dan memerlukan perawatan medis segera. Banyak rumah yang hancur akibat banjir dan lahar, membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggal. Mereka terpaksa tinggal di tempat penampungan sementara dengan kondisi yang sangat terbatasan. Banjir dan lahar merusak berbagai infrastruktur penting seperti jalan, jembatan, dan fasilitas umum lainnya. Kerusakan ini menghambat mobilitas dan akses bantuan, serta mengganggu aktivitas ekonomi.