Survei Pilkada Sumbar dari Integral Research and Commnunication: Epyardi Dekati Mahyeldi

19 Juni 2024, 19:06 WIB
Mahyeldi Ansharullah (kiri) dan Epyardi Asda (kanan) /Wikipedia/

PADANG RAYA NEWS - Survei Integral Research and Commnunication menyebut jarak petahana Mahyeldi Ansharullah dan Bupati Kabupaten Solok Epyardi asda tidak terlalu signifikan dalam pilkada Sumbar 2024.

Dalam survei Integral Research and Commnunication menghasilkan Epyardi Asda mengalami peningkatan dan tidak terlalu jauh jaraknya dengan Mahyeldi Ansharullah di posisi pertama.

Mahyeldi Ansharullah sebagai petahana dalam Pilgub Sumbar kali ini disebut memiliki elektabilitas 31,2 persen sedangkan Epyardi Asda memiliki elektabilitas 27,5 persen.

Baca Juga: KIC Rilis Survei Pilgub Sumbar 2024, Mahyeldi Ansharullah Jauh Tinggalkan Epyardi Asda

Diketahui, survei Integral Research and Commnunication tersebut dilakukan terhadap 1.200 responden pada 26 Mei s.d 8 Juni 2024.

Hasil survei Integral Research and Commnunication menyebut Epyardi Asda mengalami peningkatan signifikan dan Mahyeldi mengalami penurunan dibandingkan survei enam bulan lalu. Ketika itu Mahyeldi tetap diposisi pertama dengan elektabilitas 55 persen dan Epyardi Asda dengan 3,3 persen.

Dalam penjelasannya, Analis Integral Research and Commnunication, M. Riswan menyebutkan pilihan publik masih dinamis. Sementara itu, dalam survei, direkam ada sekitar 28,8 persen responden yang belum menentukan pilihan jika hanya dua calon yang bertarung pada Pilkada.

Baca Juga: PSU DPD RI di Sumbar Segera Dilaksanakan, Berikut Tahapan dan Jadwal Pelaksanaannya

Sementara itu, terkait head to head Mahyeldi Ansharullah dan Epyardi Asda dihasilkan elektabilitas keduanya tetap tidak terlalu berjarak dimana Mahyeldi meraih 38,5 persen dan Epyardi Asda meraih 32,7 persen.

“Pada skema pertanyaan head to head, elektabilitas Mahyeldi dan Epyardi masih cukup berimbang. Ada sekitar 38,5 persen responden yang memilih Mahyeldi dan 32,7 persen responden yang memilih Epyardi,” katanya pada Selasa, 18 Juni 2024.

Terkait tren penurunan elektabilitas Mahyeldi selama enam bulan terakhir ini, katanya, salah satunya disebabkan oleh maraknya kasus korupsi di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumbar dan ditambah dengan mencuatnya kembali kasus dugaan korupsi PT Asuransi Bangun Askrida yang menyeret nama Mahyeldi. Selain itu, penyebab lain seperti persoalan infrastruktur Sumbar yang semakin amburadul.

“Penyebab lain yang direkam survei ialah persoalan infrastruktur di Sumbar yang semakin amburadul dari tahun ke tahun," ucapnya.

"Kemudian juga akibat penanganan dan mitigasi bencana yang dilakukan pemerintah daerah yang terkesan lamban, juga membuat kepercayaan publik kian berkurang terhadap calon gubernur petahana,” tambahnya.

Baca Juga: Sebelum Terlambat, Padankan NIK dengan NPWP, Berikut Caranya Tanpa Perlu ke Kantor Pajak

Terkait sosok Epyardi yang menegaskan diri sebagai penantang Mahyeldi juga signifikan mempengaruhi pilihan masyarakat Sumbar. Hal itu disebabkan ketika saat terjadinya galodo (banjir bandang) beberapa waktu lalu, Epyardi terlihat cukup aktif membantu para korban bencana, sehingga banyak masyarakat yang mengalihkan dukungan kepada Bupati Solok itu.

Editor: Fauzaki Aulia

Tags

Terkini

Terpopuler