KONTEN PADANG - Asap tebal akibat kebakaran hutan dari berbagai daerah sampai ke Kota Sawahlunto. Pagi ini, asap terlihat makin tebal menutupi sekeliling bukit barisan dan pusat kota tambang batubara bersejarah ini. Sementara, aktifitas masyarakat sepertinya tidak terpengaruh meski bau asap mulai menyengat hidung warga.
Asap tebal dan berbau ini diduga berasal dari spot kebakaran hutan dan ladang sawit dari berbagai daerah baik Sumatera Barat maupun berasal dari berbagai provinsi seperti Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan yang diterbangkan angin hingga sampai ke langit Sawahlunto.
Dari pantauan kontenpadang.com, jaringan Pikiran Rakyat Media Network (PRMN), beberapa hari lalu, saat melintasi jalur tol Palembang - Lampung terlihat di kiri kanan jalan lidah api membakar lahan perkebunan sawit di ikuti asap tebal berwarna gelap mengudara ke langit diterpa angin.
Seorang warga bernama Zulhas Amin yang sempat di wawancarai mengatakan, akibat asap tebal berwarna kehitaman dan berbau tersebut beberapa keluarganya mengalami gangguan pernafasan seperti sesak pernafasan, batuk-batuk, dan mata perih.
Kondisi serupa kini juga dihadapi warga Kota Sawahlunto, menurut seorang instruktur senam bernama Fanda Kristina, asap tebal hari ini sangat mengkuatirkan kesehatan warga. Untuk itu dia membatasi aktifitas melakukan senam sehat bersama warga Jumat pagi besok.
"Melihat kondisinya kita kuatir karena asap terlihat makin tebal dan mulai berbau. Untuk itu kegiatan diluar rumah saya batasi termasuk melakukan aktifitas senam di ruangan terbuka." Ungkap Fanda, sembari berharap pemerintah segera bertindak terhadap pembakar hutan ini.
Pemko Ingatkan Warga
Menyikapi kondisi yang sudah berlangsung beberapa pekan ini, sebagaimana dikutip kontenpadang.com melalui surat himbauan Pj.Walikota Sawahlunto Dr.Zefnihan ,AP, M.Si nomor 660/213/DPKP2LH-SWL/2023 tentang antisipasi dampak kabut asap menghimbau seluruh warga dan jajaran pemerintahan untuk mengambil langkah sebagai berikut :
1.Tidak melakukan kegiatan pembakaran apapun di lingkungan sekitar yang menyebabkan terjadinya pencemaran udara seperti pembakaran sampah organik/no organik, lahan perkebunan, dan jerami.
2. Mengurangi aktifitas diluar ruangan atau diluar rumah terutama pada kelompok usia rentan seperti bayi, balita, anak sekolah, ibu hamil, dan lansia.
3. Menggunakan masker jika beraktifitas diluar ruangan dan memperbanyak mengkonsumsi air putih, sayur dan buah.
4. Memeriksakan kesehatan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat apabila mengalami gangguan pernafasan ataupun iritasi mata.
Di utarakan Pj.Wako Zenifran, saat ini terjadi perubahan cuaca ekstrim serta rendahnya curah hujan, sehingga berakibat terjadinya penurunan kondisi kualitas udara di Sawahlunto. Sesuai indeks standar pencemaran udara (ISPU) yang berpotensi menganggu kesehatan dan lingkungan, maka . PJ Wako berharap masyarakat dapat mengantisipasi kondisi dengan menerapkan beberapa poin diatas.*