Jam Gadang Jadi Representasi Budaya dan Denyut Nadi Kota Bukittinggi, Wajib Dikunjungi

- 26 Juni 2024, 17:29 WIB
Daerah wisata Jam Gadang, Bukittinggi, Sumbar./pikiran-rakyat.com
Daerah wisata Jam Gadang, Bukittinggi, Sumbar./pikiran-rakyat.com /

PADANG RAYA NEWS - Menjulang gagah di jantung Kota Bukittinggi, Jam Gadang menjadi penanda waktu sekaligus ikon pariwisata yang wajib dikunjungi. Menara jam setinggi 27 meter ini tak hanya menawarkan pesona arsitektur, namun juga sepenggal sejarah dan denyut kehidupan masyarakat Bukittinggi.

Dibangun pada tahun 1926 atas prakarsa Hendrik Roelof Rookmaaker, sekretaris kota Fort de Kock (sekarang Bukittinggi) pada masa penjajahan Belanda, Jam Gadang memiliki gaya art deco yang kental. Bentuknya menyerupai menara kembar dengan gonjong, atap tradisional Minangkabau, menghiasi puncaknya. Atap gonjong ini berjumlah empat, melambangkan persatuan suku-suku adat di Minangkabau. Jam raksasa dengan angka romawi menghiasi keempat sisi menara, menjadi penanda waktu yang akurat bagi warga sekitar. Konon, jam tersebut merupakan hadiah dari Ratu Belanda, Wilhelmina.

Baca Juga: Kasus Kematian Remaja di Kota Padang yang Diduga Disiksa Oknum Polisi Jadi Sorotan Dunia

Keunikan Jam Gadang tidak berhenti pada arsitekturnya. Lokasinya yang strategis, tepat di pusat kota dan dekat dengan Pasar Ateh, menjadikannya pusat keramaian. Para pedagang kaki lima menjajakan beragam kuliner khas Minangkabau, seperti rendang, sate padang, dan keripik sanjai. Pengunjung dapat menikmati santap siang sambil mengamati hiruk pikuk aktivitas warga lokal.

Bagi yang gemar berbelanja, Pasar Ateh menawarkan pengalaman tersendiri. Beragam souvenir khas Bukittinggi, seperti kain songket, ukiran kayu, dan rendang kemasan, dapat ditemukan di sini. Menawar harga dengan pedagang lokal pun menjadi tradisi tersendiri yang menambah semarak suasana pasar.

Selain berbelanja, wisatawan dapat bersantai di Lapangan Kantin yang tidak jauh dari daerah Jam Gadang. Lapangan ini menjadi ruang publik favorit warga lokal, tak jarang terlihat anak-anak bermain disink atau orang tua yang sekedar duduk berbincang. Di sore hari, suasana semakin meriah dengan hadirnya pedagang kaki lima yang menjajakan jajanan khas Bukittinggi.

Baca Juga: Inilah 5 Provinsi Terbesar Terpapar Judi Online di Indonesia

Menjelang malam, Jam Gadang semakin memesona. Lampu-lampu yang menghiasi menara membuatnya terlihat gemerlap, menambah daya tarik landmark kota ini. Wisatawan dapat mengabadikan momen dengan berfoto di depan Jam Gadang, menjadikan menara jam ini sebagai latar belakang yang ikonik.

Banyak yang ingin menggali lebih dalam sejarah Jam Gadang. Mengunjungi Jam Gadang tidak lengkap tanpa mencicipi kuliner legendaris di sekitarnya dan pengunjung dapat berbincang dengan warga lokal dan bertukar cerita tentang kehidupan di Bukittinggi.

Halaman:

Editor: Fauzaki Aulia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah