PADANG RAYA NEWS - Masjid Raya Sumatera Barat adalah masjid raya di provinsi Sumatera Barat yang terletak di pusat kota Padang tepatnya di Jalan Khatib Sulaiman, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang.
Masjid yang menjadi icon religius masyarakat Minangkabau ini memiliki luas sekitar 4.430 meter persegi. Konstruksi bangunan dirancang menyikapi kondisi geografis Sumatera Barat yang beberapa kali diguncang gempa berkekuatan besar. Masjid ini ditopang oleh 631 tiang pancang dengan fondasi poer berdiameter 1,7 meter pada kedalaman 7,7 meter.
Baca Juga: Gerindra Tetapkan 4 Kandidat untuk Pilgub Sumbar, Ada Nama Epyardi Asda Hingga Raihan Ariatama
Pembangunan Diawali Pada Tahun 2007
Pembangunan masjid ini diawali pada 21 Desember 2007 dengan peletakan batu pertama dan tuntas pada 4 Januari 2019 dengan total biaya sekitar Rp282–285 miliar, sebagian besar berasal dari APBD Sumatera Barat. Pengerjaannya dilakukan secara bertahap karena keterbatasan anggaran dari provinsi.
Baca Juga: Puasa Ayyamul Bidh Juni 2024, Berikut Jadwal Khusus Dzulhijjah, Keutamaan dan Niatnya
Konstruksi Masjid Raya Sumbar
![Ruangan dalam Mesjid Raya Sumbar.](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2024/06/02/44030274.jpg)
Konstruksi masjid terdiri dari tiga lantai. Ruang utama yang dipergunakan sebagai ruang salat terletak di lantai atas. Lantai atas dengan elevasi tujuh meter terhubung ke permukaan jalan melalui ramp atau bidang miring. Dengan luas 4.430 meter persegi, lantai atas diperkirakan dapat menampung sekitar 3.000 jemaah. Adapun lantai dua berupa mezanin berbentuk leter U memiliki luas 1.832 meter persegi dengan kapasitas 1.000 jemaah.
Denah masjid berbentuk persegi yang melancip di empat penjurunya, mengingatkan bentuk bentangan kain ketika empat kabilah suku Quraisy di Mekkah berbagi kehormatan memindahkan batu Hajar Aswad. Bentuk sudut lancip sekaligus mewakili atap bergonjong pada rumah adat Minangkabau rumah gadang.
Konstruksi rangka atap menggunakan pipa baja. Gaya vertikal beban atap didistribusikan oleh empat kolom beton miring setinggi 47 meter dan dua kolom busur bersilang yang mempertemukan kolom beton miring secara diagonal. Setiap kolom miring ditancapkan ke dalam tanah dengan kedalaman 21 meter, memiliki fondasi tiang bor sebanyak 24 titik dengan diameter 80 centimeter. Pekerjaan kolom miring melewati 13 tahap pengecoran selama 108 hari dengan memperhatikan titik koordinat yang tepat.