Kasus Covid-19 Berpotensi Meningkat, Didominasi oleh JN.1, Berikut Penjelasan dan Gejalanya

- 28 Mei 2024, 19:25 WIB
Ilustrasi Covid-19 JN.1
Ilustrasi Covid-19 JN.1 /

PADANG RAYA NEWS - Kasus Covid-19 berpotensi meningkatkan kembali di Indonesia. Berdasarkan data Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) yang dihimpun ASEAN BioDiaspora Virtual Center per 19 Mei 2024, varian Covid-19 yang bersirkulasi di kawasan negara-negara ASEAN pada 2023-2024 didominasi oleh JN.1.

Menurut laporan Mingguan Nasional Covid-19 Kemenkes RI periode 12 s.d 18 Mei 2024 , tercatat 19 kasus konfirmasi, 44 kasus rawat ICU, dan 153 kasus rawat isolasi, tren positivity rate mingguan di angka 0,65 persen dan nol kematian, tren orang yang dites per minggu mencapai 2.474 orang.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Berpotensi Meningkat, Masyarakat Dihimbau Terapkan Prokes dan PHBS

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan Covid-19 subvarian JN.1 beserta turunannya KP.1 dan KP.2 memang tidak menimbulkan gejala yang lebih berat, tapi memiliki kemampuan menembus perlindungan vaksinasi.

Katanya, dampak dari Covid-19 saat ini bukan lagi bersifat akut, tapi bisa menimbulkan dampak kronis yang berkepanjangan seperti komplikasi pada kelompok orang berisiko.

"Itu sudah semakin baik kemampuannya, lebih cepat, mudah menginfeksi. Apalagi, kalau belum divaksinasi bisa fatal, bahkan ketika menimpa orang komorbid atau orang lanjut usia atau, bahkan pada anak," katanya.

Baca Juga: Mau Daftar IPDN 2024 ? Simak Hal Penting Berikut, Mulai Persyaratan, Jadwal Seleksi dan Informasi Lainnya

Penjelasan tentang JN.1

Dokter Spesialis Paru & Pernapasan RS EMC Tangerang, dr.Salva Badjarad, Sp.P dalam artikel yang ditulisnya di EMC.id mengatakan varian virus corona JN.1 merupakan turunan dari varian BA.2.86, yang juga dikenal sebagai varian Pirola dari Omicron.

"Varian ini pertama kali terdeteksi di Amerika Serikat pada September 2023 dan sejak itu menjadi varian virus paling umum yang menyebar di seluruh negara," tulisnya dalam artikel tersebut.

Lanjutnya dalam artikel tersebut, pada pertengahan Desember, JN.1 menyumbang 44% dari kasus Covid-19 di seluruh negeri, meningkat dari sekitar 7% pada awal bulan tersebut.

"Gejala infeksi varian baru covid JN.1 mirip dengan varian Covid-19 sebelumnya, termasuk batuk, demam, nyeri tubuh, dan kelelahan. Meskipun saat ini merupakan varian yang paling cepat berkembang di Amerika Serikat, menyumbang 15-29% dari infeksi, CDC belum mengetahui apakah JN.1 berkontribusi pada peningkatan kasus Covid-19 belakangan ini," tulisnya.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Kecelakaan Beruntun, Jalur Sitinjau Lauik Dilakukan Sistem Buka Tutup

Gelaja terkena JN.1

Sementara itu, dr. Salva Badjarad, Sp.P mengatakan gejala yang bisa ditimbulkan oleh varian Covid-19 JN.1 yaitu dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan flu dan gejala umum Covid-19.

Beberapa gejala yang dialami oleh penderita antara lain:

1. Demam atau menggigil
2. Batuk hingga sesak napas
3. Kelelahan
4. Nyeri otot atau badan
5. Pilek
6. Sakit kepala
7. Sariawan
8. Hilangnya kemampuan mencium atau hidung tersumbat
9. Sakit tenggorokan
10. Mual, muntah, atau diare

Sementara itu, untuk gejala yang lebih parah dialami oleh penderita JN.1 adalah:

1. Kesulitan bernapas atau rasa tertekan di dada
2. Kebingungan atau sulit terbangun
3. Warna kulit atau bibir kebiruan

"Jika seseorang mengalami gejala-gejala tersebut, disarankan untuk melakukan tes swab untuk memastikan adanya infeksi Covid-19 Varian JN.1," katanya.

Baca Juga: 50 Desa Wisata Terbaik ADWI 2024 Diumumkan, Cek Disini

Kemenkes Himbau Terapkan Prokes dan PHBS

Jubir Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril meminta masyarakat untuk kembali menerapkan protokol kesehatan serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

"Covid-19 tidak sepenuhnya hilang meski saat ini statusnya sudah endemi. Masih ada potensi munculnya varian atau subvarian baru yang berpotensi menyebabkan peningkatan kasus, bahkan kematian," katanya pada Selasa, 28 Mei 2024 seperti dilansir Antara.

Ia menghimbau, untuk mencegah penyebaran kasus, masyarakat diminta untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) seperti cuci tangan, menggunakan masker bila sakit, termasuk saat berada di kerumunan. Selain itu, masyarakat kelompok beresiko juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19.

“Upaya kewaspadaan dan pencegahan masih sama, yaitu segera lakukan vaksinasi Covid-19 lengkap dan penguat (booster), terutama untuk kelompok lansia dan orang dengan penyakit penyerta,” katanya.

Baca Juga: Mau Daftar Seleksi CASN ? Dibuka Juni 2024, Siapkan Dokumen Ini Mulai dari Sekarang

Selain itu, ia juga meminta masyarakat untuk menerapkan PHBS seperti rajin mencuci tangan dan melakukan etika batuk atau bersin masih relevan untuk mencegah penularan kasus. Selain itu, bagi masyarakat yang hendak bepergian ke luar daerah atau ke luar negeri agar mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan di wilayah yang dituju.

"Jika merasa sakit, untuk dapat segera memeriksakan diri ke fasyankes terdekat, menggunakan masker, dan hindari untuk berkontak dengan banyak orang. Varian yang bersirkulasi saat ini KP.1 dan KP.2, tingkat penularan yang rendah dan tidak ada bukti menyebabkan sakit berat. Akan tetapi, kewaspadaan harus tetap kita jaga,” pungkasnya.

Editor: Fauzaki Aulia

Sumber: ANTARA emc.id Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah