Network
PADANG RAYA NEWS-Bagi banyak orang, mungkin terdengar aneh jika ayam betina bisa bertelur tanpa pejantan. Namun, tahukah Anda bahwa hal ini benar-benar terjadi dan dapat dijelaskan secara ilmiah?
Ayam betina memiliki sistem reproduksi yang unik yang memungkinkan mereka untuk menghasilkan telur tanpa kawin dengan ayam jantan. Proses ini disebut partenogenesis.
Bagaimana Partenogenesis Terjadi pada Ayam Betina?
- Pembentukan Kuning Telur: Kuning telur terbentuk secara alami di ovarium ayam betina, bahkan tanpa adanya pejantan. Proses ini melibatkan pelepasan sel telur yang matang dari ovarium.
- Migrasi dan Pembuahan Semu: Sel telur yang telah matang kemudian bermigrasi ke oviduk, di mana terjadi proses yang disebut pembuahan semu. Dalam pembuahan semu, sel telur dikelilingi oleh membran dan protein yang menyerupai sperma, namun tidak ada sperma yang benar-benar terlibat.
- Pembentukan Putih Telur dan Cangkang: Setelah pembuahan semu, sel telur yang telah dibuahi (tanpa sperma) bergerak lebih jauh di sepanjang oviduk. Di sini, putih telur dan cangkang telur terbentuk di sekitar sel telur, menghasilkan telur yang utuh.
Telur Infertil vs. Telur Fertil
Telur yang dihasilkan tanpa kawin dengan pejantan disebut telur infertil. Telur infertil aman untuk dimakan, namun tidak dapat menetas menjadi anak ayam karena tidak mengandung sperma.
Di sisi lain, telur fertil dihasilkan dari proses kawin dengan pejantan dan mengandung sperma. Telur fertil inilah yang dapat ditetaskan menjadi anak ayam.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partenogenesis pada Ayam Betina
- Siklus Reproduksi Alami: Ayam betina memiliki siklus reproduksi alami yang membuatnya mengeluarkan telur secara berkala, bahkan tanpa adanya pejantan.
- Nutrisi: Asupan makanan yang bergizi dan pemeliharaan yang tepat dapat mendorong ayam betina untuk bertelur lebih banyak, meskipun tidak ada pejantan.
- Stres: Stres, seperti perubahan lingkungan atau penyakit, juga dapat memicu ayam betina untuk bertelur tanpa dibuahi.
Kemampuan ayam betina untuk bertelur tanpa pejantan merupakan bukti keajaiban alam dan kompleksitas sistem reproduksi mereka. Telur infertil yang dihasilkan aman untuk dimakan, namun tidak dapat menetas menjadi anak ayam.
