Lirik Peluang Investasi Sektor Peternakan, Disnak Keswan Sumbar Gali Potensi Daerah 

28 Juni 2024, 13:55 WIB
Lirik Peluang Investasi Sektor Peternakan, Disnak Keswan Sumbar Gali Potensi Daerah  /

PADANG RAYA NEWS- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) melirik peluang investasi sektor peternakan di setiap kabupaten/kota yang ada di ranah Minang.

Peluang investasi sektor peternakan di Sumbar tersebar disetiap kabupaten/kota mulai dari skala industri budi daya peternakan dan pengolahan hasil peternakan.

Sejalan dengan itu, Disnak Keswan Sumbar melakukan rapat koordinasi (rakor) bersama stakeholder terkait dengan menghadirkan narasumber dari Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Dir Pph-Nak),yang diwakili Ida Susanti dan Kepala Dinas DPMPTSP Sumbar diwakili Egy Juniardi.

Baca Juga: Disnak Keswan Sumbar Diskusikan Pengembangan Kawasan Korporasi Perternakan di Solok Selatan

Rakor ini secara resmi dibuka oleh Plt. Sekretaris Disnak Sumbar, Nirmala Puspita Dewi, S.Pt M.Si yang sekaligus sebagai Kepala Bidang Bina Usaha dan Kelembagaan.

"Rakor ini bertujuan untuk Mengeksplorasi potensi peternakan di masing-masing wilayah di 19 kabupaten/kota di Sumbar dengan indentifikasi data yang lengkap," kata Nirmala dihubungi pada Jumat, 28 Juni 2024.

Dia menyatakan bahwa kegiatan yang dilaksanakan di Padang pada 25 Juni 2024 tersebut diharapkan memaksimalkan peluang investasi di Sumbar.

"Baik itu peluang investasi Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang terbuka lebar bagi calon investor," tuturnya.

Baca Juga: Ketua Umum HMI Cabang Padang: Tawuran Adalah Cerminan Kegagalan Kita Sebagai Masyarakat

Pihaknya juga mengharapkan setiap daerah dapat memaksimalkan potensi diwilayah masing-masing dan membuka peluang Investasi seluas-luasnya.

Sementara, Egy Juniardi menyatakan peluang investasi ini mengacu pada RPJMN 2020-2024, RPJPD, RPJMD Sumbar dan kabupaten/kota.

Selain itu juga berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Industri, Rencana Induk Pengembangan Pariwisata, Rencana Umum Penanaman Modal Sumbar dalam Peta Kawasan Strategis Nasional yang diturunkan menjadi Peta Kawasan Strategis per Kabupaten/Kota.

Kemudian juga memperhatikan metode Anahtic Hierardły Process (AHP) atau Roses Hirarki. Maksudnya adalah metode pengambllan keputusan cara memecah suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur kedalam dan mengaturnya kedalam suatu hirarki. 

"Teknik ini seringkali digunakan untuk menentukan pilihan dari berbagai alternatif yang sulit. 

Teknik ini seringkali digunakan untuk menentukan pilihan dari berbagai alternatif yang sulit," sebutnya.

Menurutnya, catatan penting dalam penentuan daya saing investasi di Sumbar ada tiga poin.

1. Ketersediaan data sekunder dari stakeholder masih pada data makro, belum sampai pada tahapan komoditi.

2. Analisis daya saing menggunakan data sektor pertanian belum sampai pada sub sektor peternakan ataupun komoditi.

3. Metode analisis daya saing yang sudah dibahas diawal dapat digunakan apabila data-data produksi sampai pada komoditi tersedia.

Dia melanjutkan, berdasarkan RPMD Sumbar 2021-2026 kawasan Perternakan, Sentra Produksi Sapi, Kerbau dan Unggas Terintegrasi Ternak Sapi dan Tanaman Perkebunan yang tersebar di Kabupaten Agam, Kabupaten Lima Puluh Kota, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Padang Pariaman, Dharmasraya, Solok, Sijunjung dan Solok Selatan.

Sedangkan lapangan usaha unggulan pertanian, kehutanan, perikanan dan peternakan di Kabupaten/Kota di Sumbar meliputi Mentawai, Kabupaten Solok, Tanah Datar, Lima Puluh Kota, Pasaman, Solok Selatan, Dharmasraya dan Pasaman Barat. ***

Editor: Jefli Bridge

Tags

Terkini

Terpopuler